Kabupaten Boven Digoel

Kabupaten Boven Digoel terletak pada °-3° LS dan 137°-141° BT. Dengan luas wilayah 27.108,29 km². Penduduk Boven Digoel tahun 2021 mencapai 64.716 jiwa. Secara Geografis, wilayah Kabupaten Boven Digoel berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Pegunungan Bintang di sebelah utara, Kabupaten Merauke di sebelah selatan, Kabupaten Mappi di sebelah barat, Negara Papua Nugini di sebelah timur.

Kabupaten Boven Digoel terbagi menjadi 20 distrik dengan Tanah Merah sebagai ibukota kabupaten. Kabupaten ini diperkirakan menyimpan potensi tambang emas yang tidak sedikit. Selain itu ada juga nikel dan bijih besi di Distrik Mandobo, dan batu bara di Distrik Bomakia. Eksploitasi untuk bahan tambang tersebut belum begitu besar sehingga masih membuka peluang usaha pertambangan.

Kabupaten Boven Digoel sebagian besar wilayahnya berada pada ketinggian 25–100 m di atas permukaan laut. Kemiringan tanah di Kabupaten Boven Digoel beragam, mulai dari tanah datar hingga bergunung, namun yang paling dominan yaitu kemiringan tanah yang agak datar hingga berombak. Sebagian besar wilayah Boven Digoel didominasai oleh dataran, selebihnya merupakan wilayah bergelombang dan hanya sebagian kecil wilayah merupakan daerah gambut/rawa, perbukitan dan pegunungan

Pemberdayaan tanah di kabupaten ini masih terkonsentrasi pada usaha perkebunan. Telah ada usaha perkebunan kelapa sawit di bagian Selatan, yaitu di Distrik Jair. Sawit yang diolah di tempat itu juga menjadi sawit mentah dengan kapasitas produksi sekitar 10 ton perhari dan kemudian dikirim keluar Papua melewati muara Sungai Digul di Kabupaten Mappi. Lahan yang berpotensi untuk ditanami kelapa sawit sebenarnya tidak hanya di Distrik Jair tapi juga di lima distrik lainnya.

Komoditas perkebunan lain yang potensial menjadi sumber penghidupan petani adalah cokelat yang dikembangkan di Distrik Mindiptana dan jambu mete di Distrik Mandobo, Mindiptana, dan Waropko. Kopi juga diusahakan oleh petani di Distrik Jair, Mindiptana, Waropko, dan Kauh. Selain tanaman tanaman tersebut, masih ada pula usaha tanaman vanilli yang dikembangkan di Distrik Waropko.

KENDALA :

  1. Sulit mencapai kota Tanah Merah. Transportasi bisa melalui jalan darat dari Merauke dengan waktu tempuh 15 Jam dengan sewa mobil Rp 8 juta dengan melewati 10 pos tentara . Bisa juga ditempuh melalui jalur udara tetapi sechedule penerbangan tidak tentu.
  2. Sebaran distrik berjauhan, distrik terdekat hanya Distrik Mandobo.
  3. Tidak tersedia air bersih.
  4. Aparatur daerah banyak yang berdomisili di Merauke sehingga menyulitkan pada saat pemeriksaan di lapangan.
  5. Sarana telekomunikasi seperti fax tidak tersedia dan signal telekomunikasi seperti Telkomsel tidak memadai.
  6. Harga BBM mahal.